jump to navigation

Peta Brebes October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

Peta_administratif_kabupaten_brebesJawa Tengah Utara Banjarharjo, Brebes Kunjungi Halaman Utama Kabupaten Kendal Tanjung, Brebes Jawa Barat Paguyangan, Brebes Indonesia Flora Kabupaten Cilacap Kabupaten Tegal Kota Surakarta Kabupaten Banyumas Bandar Udara Kabupaten Grobogan Zona waktu Selatan Agama Tonjong, Brebes Bahasa Sunda Jakarta Cabe merah Kota Magelang Bantarkawung, Brebes Stasiun Cirebon Kabupaten Blora Gunung Pojoktiga Songgom, Brebes Ketanggungan, Brebes Kabupaten Purbalingga Kabupaten Karanganyar Kersana, Brebes Kabupaten Wonogiri Bandeng Laut Jawa Kepiting Kabupaten Kebumen Motto Dana Alokasi Umum Kabupaten Klaten Kabupaten Demak Tegal Losari, Brebes Timur Bujangga Manik Kabupaten Semarang Kabupaten Sukoharjo Daftar kode telepon di Indonesia Gunung Kumbang Larangan, Brebes Sistem koordinat geografi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Terasi

Puisi to lina October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

Foto012cyankkk… maafin mz y,, mz g bermaksd menykiti hti nok… mz synk bgt ma nok…. i can’t life without your love cause i very love u…….

Usaha di Brebes October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
1 comment so far

USAHA TERNAK ITIK DI BREBES

Melimpahnya produksi telur asin di Brebes tak terlepas dari banyaknya sentra peternakan itik di wilayah ini.
Di Brebes tercatat 1.778 peternak itik yang tersebar dan bergabung di lebih dari 10 Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI). Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan peternak unggas lain, seperti peternak ayam petelur yang 246 orang ataupun peternak ayam pedaging yang hanya 99 orang.
Beberapa sentra ternak itik di Brebes yang terkenal adalah Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, tahun 2004 meraih predikat sebagai KTTI terbaik tingkat nasional.
Banyaknya jumlah peternak itik menjadikan Brebes sebagai salah satu sentra peternakan itik di Jateng. Setiap tahunnya, lebih dari 100 juta telur diproduksi di peternakan-peternakan telur di Brebes. Populasi itik di wilayah ini mencapai 889.000 ekor.
Banyaknya warga Brebes yang menggeluti profesi sebagai peternak itik tak terlepas dari keuntungan yang bisa dihasilkan dari kegiatan ini. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan perawatan yang mudah, seorang peternak itik pemula (satu tahun) rata-rata bisa mendapat Rp.50.000 sampai Rp.150.000 per hari. Bahkan apabila jumlah itiknya di atas 1.000 ekor sanggup meraup keuntungan Rp.300.000 per hari.
Tidak jelas kapan usaha peternakan itik tumbuh di Brebes. Sejumlah peternak mengatakan, budidaya itik di Brebes sudah cukup lama. Awalnya dulu sangat sederhana. Itik digembalakan di persawahan dan sungai oleh para petani di tengah kesibukan bercocok tanam.
Orang Brebes sebenarnya sudah cukup lama beternak itik. Kalau dulu hanya sebagai sambilan, pekerjaan utama tetap bertani. Seiring makin banyaknya industri rumah tangga di Brebes yang memproduksi telur asin sekitar tahun 1990-an, pasaran telur itik di wilayah ini pun terkatrol. Para peternak terpacu meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah jumlah dan memperbaiki manajemen peternakannya.
Kegiatan beternak itik lambat laun menjadi kegiatan ekonomi utama dibandingkan dengan bertani. Bahkan, tak sedikit petani yang menjadikan lahan pertaniannya, terutama lahan bawang merah, untuk dijadikan areal peternakan itik.
Ini seperti dilakukan oleh 30 orang peternak itik yang tergabung dalam KTTI Sumber Pangan Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, yang secara bergotong-royong membangun sentra peternakan di bekas lahan bawang merah sejak tahun 2000 silam.
Hal ini mereka lakukan karena beternak itik lebih menjanjikan daripada bertani bawang maupun padi. Selain risikonya kecil, keuntungan ekonomi yang diperoleh lebih stabil dan eraltif lebih besar.
Ketika mereka menjadi petani bawang merah, walaupun harganya bagus, sekali panen memang untung sangat besar. Namun, biaya perawatannya juga besar. Selain itu, belakangan ini harga bawang merah jatuh akibat banyaknya bawang impor. Kalau beternak itik, risiko-risiko semacam itu tidak ada. Harga telur memang naik turun, tetapi lebih stabil dibandingkan harga bawang. Risikonya hanya pada harga pakan yang mahal.
Selain adanya kemudahan pasar, pternak itik di Brebes juga diuntungkan oleh banyaknya sungai kecil yang mengalir di wilayah ini, terutama di daerah utara. Sungai-sungai memudahkan peternak menggembalakan dan memberikan air minum bagi itik.
Keberadaan sungai sebenarnya tidak mutlak, namun apabila ada itu sangat membantu. Itik yang digembalakan akan lebih mudah bertelur karena tidak gampang stres dan lemaknya terbakar. Keuntungan lain yang dimiliki peternak itik, daya tahan itik dari serangan penyakit cukup tinggi, termasuk flu burung yang kini menghantui para peternak unggas di Indonesia. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) itik yang memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.
Kematian itik di Brebes akibat serangan virus flu burung jarang sekali, khususnya apabila dibandingkan dengan jenis unggas yang lain. Dua tahun terakhir tidak pernah ditemukan kasus tersebut.
Modal beternak tidak terlalu besar. Kebutuhan utama adalah membeli anak itik atau yang biasa disebut dengan meri yang harganya Rp.750 sampai Rp.1.000 per ekor. Biasanya, pada kesempatan pertama peternak membeli 300 sampai 500 ekor meri. Sudah menjadi patokan para peternak itik di Brebes, untuk memperoleh untung jumlah ternak yang dibudidayakan minimal 400 ekor. Jika jumlah ternak hanya 300 ekor maka impas. Namun apabila jumlahnya 400 ekor, sudah ada keuntungan yang diperoleh meski tidak besar.
Diperlukan waktu enam bulan bagi anak itik untuk tumbuh menjadi dewasa dan siap bertelur. Minimal 60 persen dari itik yang dipelihara akan bertelur setiap hari. Bahkan, apabila musim sedang bagus dan itik tidak stres, persentase bertelurnya dapat mencapai 80 persen. Artinya, jika jumlah itik yang dipelihara 600 ekor, telur yang dihasilkan setiap harinya antara 350 butir sampai 500 butir.
Di KTTI Sandang Pangan, setiap peternak memiliki 500 ekor sampai 1.500 ekor itik. Kandang-kandang para peternak KTTI itu berada dalam satu kompleks yang dipisahkan dengan kerangkeng bambu. Satu kandang disekat menjadi dua bagian, yakni tempat makan dan tempat bertelur. Sekat itu diberi satu pintu untuk pergerakan itik.
Bangunan kandang pada umumnya terbuat dari bambu. Sebagian kandang ada yang beratap genteng sederhana, sebagian lagi ada yang hanya berupa alang-alang atau daduk. Hal seperti itu juga terlihat di hampir semua sentra peternakan itik di Brebes. Kandang sederhana tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah rutin dibersihkan.
Sebagai contoh analisis laba rugi usaha ini, Haryanto peternak itik di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes memiliki 600 ekor itik dikandangnya, dengan produksi 350 butir sampai 400 butir telur setiap hari. Dengan harga telur itik saat ini berkisar antara Rp.700 sampai Rp.800 per butir, dalam sehari Haryanto memperoleh hasil sekitar Rp.300.000. Penghasilan kotor itu dikurangi pembelian pakan dan obat-obatan sekitar Rp. 150.000. Dengan demikian, dalam sehari Haryanto mendapat keuntungan bersih Rp.150.000.

Pakaian adat brebes October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

jateng

Kirab dengan Pakaian Jawa Khas Brebes

  • Peringatan Hari Jadi Ke-325

BREBES – Peringatan Hari Jadi Ke-325 Kabupaten Brebes, 18 Januari 2003, lain dari yang lain. Bupati Indra Kusuma BcKn, Wakil Bupati H Achmad Faris Sulchaq SH SpN, Ketua DPRD Sarei Abdul Rosyid SIP, beserta muspida, jajaran pejabat dan anggota Dewan-semua bersama istri, mengikuti kirab mengelilingi kota Brebes.

Prosesi kirab menarik warga sekitar, karena semua pejabat memakai pakaian adat Jawa khas Brebes. Yakni mengenakan kain, baju Jawa warna hitam, blangkon, selop, lengkap dengan keris di pinggang. Pakaian khas tersebut, bahkan dikenakan semua panitia.

Kirab diawali dari Gedung DPRD Jl Gajah Mada, lalu menyusuri Jl Sudirman-Jl P Diponegoro, dan berakhir di pendapa kabupaten. Peserta kirab naik dokar dan becak hias. Kusir ataupun abang becak berseragam kaus, dan celana pendek komprang ala pesilat.

Rombongan Bupati dan Wakil Bupati naik dokar pada urutan pertama, disusul rombongan muspida, pejabat dan di belakang panitia. Warga sekitar banyak yang mengelu-elukan prosesi kirab yang melewati jalan protokol itu. Lalu lintas kendaraan ke arah Jakarta, sempat terhambat beberapa jam, karena menunggu kirab selesai.

Seusai kirab, Bupati dan Ketua Dewan serta seluruh pejabat mengikuti sidang paripurna DPRD dengan agenda tunggal peringatan hari kadi ke-325. Sidang istimewa ini berlangsung di pendapa kabupaten, dihadiri bupati/wali kota tetangga, mantan bupati H Syamsuddin Sagiman, mantan ketua DPRD, ulama, dan tokoh masyarakat setempat.

Tetap Optimistis

Bupati Indra Kusuma mengatakan, momentum peringatan hari jadi ini hendaknya memberikan keyakinan kepada kita semua untuk tetap optimistis dalam melanjutkan pembangunan berbagai bidang yang telah dicapai. Selain sebagai bahan renungan untuk mengkaji berbagai kekurangan, agar pada masa depan bisa diperbaiki.

Menurut Bupati, agar berbagai harapan dapat menjadi kenyataan, perlu ada kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh komponen masyarakat. ”Janganlah di antara kita gontok-gontokan, jegal-menjegal yang mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan sendiri. Mari kita wujudkan apa yang pernah disampaikan Presiden Megawati Soekarnoputri bahwa tahun 2003 sebagai tahun perdamaian tanpa kekerasan,” paparnya.

Pada bagian lain Ketua DPRD Sarei Abdul Rosyid SIP mengajak seluruh komponen bercermin diri atas perjalanan satu tahun Kabupaten Brebes. Kita melihat ada beberapa prestasi dan kemajuan yang telah dicapai bersama-sama. ”Kemajuan dan prestasi itu hendaknya jangan menjadikan kita lupa diri. Namun, kita jadikan sebagai pijakan lebih kuat guna meraih prestasi lebih baik lagi pada masa mendatang.”

Disebutkan, isu pembangunan jalan lingkar utara-selatan diharapkan menjadi salah satu prioritas pemerintah kabupaten untuk mewujudkannya. Masyarakat juga perlu merespons secara positif, sehingga apa yang menjadi dambaan itu tidak mengalami hambatan berarti. (wh-20k)

Tempat Pariwisata Guci October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

guci2

Semua orang tegal pasti tahu Guci.Sebuah Obyek Wisata Di Kaki Gunung Slamet.Sebuah Objek Wisata Berupa Pemandian Air Panas yang sangat terkenal di Tegal.

Di Guci ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, agak jauh sekitar satu kilometer, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Sambil jalan-jalan menikmati pemandangan pepohonan pinus, Anda dapat merasakan kesejukan daerah ini.

Kalau Anda capai dan merasa tidak berminat untuk jalan-jalan, Anda dapat menyewa kuda untuk berkeliling dan melihat air terjun. Cukup dengan uang Rp 15.000 Anda dapat menikmati pemandangan tanpa merasa lelah dan sekaligus bisa belajar menunggang kuda.

Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun.

Bila Anda ingin merasa puas berkeliling di area wisata seluas sekitar 210 hektar ini, Anda dapat menginap di daerah ini selama beberapa hari. Ada banyak penginapan di sini, dari kelas melati sampai berbintang. Dan jangan lupa untuk membawa oleh-oleh kalau pulang. Di sini Anda membeli sayuran segar dengan harga murah seperti wortel, kol, slada air, tomat, sawi, buah pisang dan alpukat. Atau makanan kecil khasnya; sate manisan ceremai.

Cobalah, dan Anda akan merasakan kesegaran dan keindahan berlibur. Objek wisata ini terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter dari kota Slawi sekitar 30 km atau dari kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Di tempat wisata ini telah tersedia berbagai macam fasilitas seperti penginapan, wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.

Guci mudah dijangkau. Dari Slawi Anda bisa naik mini bus jurusan Bumi Jawa dengan ongkos Rp 5.000. Setelah sekitar tiga puluh menit, Anda berhenti di Desa Tuwel. Di situ banyak kendaraan bak terbuka menunggu penumpang menuju Guci. Anda cukup membayar kendaraan itu dengan Rp 5.000 saja. Tigapuluh menit Anda akan sampai tempat wisata yang sungguh menarik ini.

Terakhir Diperbaharui ( Kamis, 08 Oktober 2009 11:33 )

Keris October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

Kerissajen

Sebelum membahas masalah keris dan budayanya, sebaiknya ditentukan dahulu batasan-batasan mengenai apa yang disebut keris. Hal ini perlu karena dalam masyarakat sering dijumpai pengertian yang keliru dan kerancuan mengenai apa yang disebut keris.Saya berpendapat, sebuah benda dapat digolongkan sebagai keris bilamana benda itu memenuhi kriteria berikut:

1. Keris harus terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian bilah keris (termasuk pesi) dan bagian ganja. Bagian bilah dan pesi melambangkan ujud lingga, sedangkan bagian ganja melambangkan ujud yoni. Dalam falsafah Jawa, yang bisa dikatakan sama dengan falsafah Hindu, persatuan antara lingga dan yoni merupakan perlambang akan harapan atas kesuburan, keabadian (kelestarian), dan kekuatan.

2. Bilah keris harus selalu membuat sudut tertentu terhadap ganja. Bukan tegak lurus. Kedudukan bilah keris yang miring atau condong, ini adalah perlambang dari sifat orang Jawa, dan juga suku bangsa Indonesia lainnya, bahwa seseorang, apa pun pangkat dan kedudukannya, harus senantiasa tunduk dan hormat bukan saja pada Sang Pencipta, juga pada sesamanya. Ilmu padi, kata pepatah, makin berilmu seseorang, makin tunduklah orang itu.

3. Ukuran panjang bilah keris yang lazim adalah antara 33 – 38 cm. Beberapa keris luar Jawa bisa mencapai 58 cm, bahkan keris buatan Filipina Selatan, panjangnya ada yang mencapai 64 cm. Yang terpendek adalah keris Buda dan keris buatan Nyi Sombro Pajajaran, yakni hanya sekitar 16 – 18 cm saja.
Tetapi keris yang dibuat orang amat kecil dan pendek, misalnya hanya 12 cm, atau bahkan ada yang lebih kecil dari ukuran fullpen, tidak dapat digolongkan sebagai keris, melainkan semacam jimat berbentuk keris-kerisan.

4. Keris yang baik harus dibuat dan ditempa dari tiga macam logam,- minimal dua, yakni besi, baja dan bahan pamor. Pada keris-keris tua, semisal keris Buda, tidak menggunakan baja.

Membuat telor Asin October 22, 2009

Posted by saifulakrom in Uncategorized.
add a comment

Bahan :
10 Butir Telor Bebek
10 Sdm Garam Dapur
1000 ml Air

Cara Membuat :

1. Bersihkan telor bebek dengan di gosok / disikat hingga bersih pilih telor yang betul-betul bagus.

2. Siapkan Wadah Tupperware untuk menyimpan / memeram telor bebek ( Dengan menggunakan SIngle Deco ).

3. Tuangkan air kedalam wadah Single Deci lalu masukan garam dan aduk rata, sehingga menjadi larutan air garam.

4. Masukan telor bebek yang sudah bersih kedalam larutan tersebut.

5. Tutup rapat wadah, lalu simpan ditempat yang kering.

6. Untuk telor dengan kadar keasinan rendah disimpan 1 minggu saja, untuk keasingan sedang disimpan selama 2 minggu dan bila ingin sampai “Masir” ( kuning telor sampai keluar minyaknya ) disimpan sampai 3 minggu Selanjutnya telor bisa direbus atau di bikin masakan lain


Selamat Mencoba …. !!

Tips :

1. Cara memilih telor yang baik, letakan telor didalam air bila tenggelam berarti bagus.

2. Dengan menggunakan Tupperware membuat telor asin tanpa abu gosok / bubuk batubata dan lebih gampang dan hasilnya … lembut dan lebih uuueeeenakk….8b3f76246ed2ced6613417cf0c7c5101